Label

#art (2) #favorite (1) #iseng (1) #nyampah (1) #psikologi (1) #study (1)

Kamis, 04 Juli 2013

Kerendahan Hati (Taufik Ismail)

Kerendahan Hati

Taufik Ismail


Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit, jadilah belukar,
tetapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar, jadilah saja rumput,
tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya, jadilah saja jalan kecil,
tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air

Tidaklah semua menjadi kapten, tentu harus ada awak kapalnya
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu

Jadilah saja dirimu
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

Sabtu, 18 Mei 2013

Hati dan Diri


“Halo, Hati dan Diri! Apa kabarmu?”
“Sudah seperti apakah kamu hari ini, wahai Hati dan Diri? Semakin membaikkah? Semoga ya sayang”

Diri, hari ini aku bercermin.
Kulihat sosokku terpantul di sana.
Tapi tetiba pertanyaan-pertanyaan ini terngiang di benakku.

Hai, Diri yang ada di cermin.
Apakah kau sudah menjadi sosok perempuan sebagaimana yang kau inginkan ada pada sosok anak perempuanmu nanti?
Atau sosok yang kau inginkan ada pada sosok yang mendampingi suamimu atau anak laki-lakimu nanti?

Aku termenung, Diri.
 Kusadari, segala perangaiku, cara berbicaraku, cara berpikirku itu yang kelak akan tercermin pada sosok-sosok keturunanku. Terpatri pada benak anak-anakku kelak, terbayang pada imaji suami, anak perempuanku, anak laki-lakiku, pendamping anak-anakku.
Oh Diri, sungguh tak tega dan tak patut jika anak dan cucuku kelak harus mengenal sosokku yang masih penuh kekurangan seperti ini.

Hei, Hati.
Ketika bercermin, aku melihat Diri dan ketika kutelisik lebih dalam, aku melihatmu di sana.
Apa kabar hari ini, Hati?
Merasa wangikah?
Hati-hati sayang, periksa kembali.
Jangan-jangan itu bau dirimu yang terbakar oleh riya.
Apakah kau merasa besar hari ini, Hati?
Periksa kembali sayang, mungkin kau tengah membengkak karena kesombonganmu.
Apakah kau merasa putih, Hati? Oh sayaaaang.. benarkah itu bukan warna nanah yang keluar darimu karena segala dosamu sayang?

Hati, Diri,
Aku menangis.
Aku menangis karena memandangi diriku sendiri dalam cermin.
Tidak, bukan hanya aku yg ada dalam cermin itu, tapi bahkan keturunanku.
Aku meminta maaf, wahai Hati dan Diri.
Sepatutnya aku menjagamu dengan sebaik-baiknya demi keberkahan keturunanku.
Amanah yang kau pikul amat besar, Hati, Diri. 
Bersabarlah, dan teruslah berupaya sebaik-baiknya demi cantiknya Dirimu, demi lembutnya Hatimu.

Kau tak sendiri, wahai Hati yang seringkali merasa susah, wahai Diri yang seringkali merasa lelah.
Ada Dia, Sang Pencipta kita yang menemanimu.
Ada wajah-wajah suami dan keturunan yang mendambakan kehadiranmu dengan sepenuh harap.
Kuatlah dan jadi yang terbaiklah, Sayang. 
Demi suamimu, demi anak-anakmu, demi Diri dan Hatimu sendiri.
Wahai cermin, jadilah saksi bangunnya Hati dan Diri yang sudah lama terlelap.
Dan berkatalah wahai Hati dan Diri, ”Aku BISA menjadi lebih baik ! “


[curhatan hati saya, yang pengen banget saya bagi dan Alhamdulillah bs disampaikan melalui kultwit di komunitas @SuperbMother tercinta :* ]

Rabu, 13 Maret 2013

Bukan Sekedar Tugas




Hmm.. tugas
Siapa sih orang yang ga "deg" begitu denger kata ini?
Terutama para akademisi, pasti sering mengalami syndrom cengo sesaat --> kaget --> protes --> kemudian badan lemes ketika mendengar kata ini diucapkan oleh para 'tetua' alias guru atau dosen kita kan? hahaha

Jujur, saya juga termasuk ko :)

Dan jujur lagi, badan saya tambah lemes ketika kata tugas itu mendapat tambahan kata "kelompok"
Why?

Karena menurut saya, tugas kelompok itu berat.
Bukan berat dipengerjaannya, tapi lebih di amanah nya.

Menurut terminologi, definisi amanah itu adalah sesuatu yang dipelihara dan dijaga agar sampai kepada yang berhak memilikinya.

Nah, kenapa saya menyangkutpautkan tugas dengan amanah?
Karena menurut saya, tugas kuliah atau sekolah itu juga merupakan suatu amanah. Amanah ini semakin terlihat ketika kita berbicara dalam konteks tugas kelompok.
ya, dalam tugas kelompok ada hak-hak dari teman2 sekelompok itu yang patut dipelihara dan dijaga agar orang2 di dalam kelompok itu dapat menerima apa yang menjadi haknya, dalam hal ini adalah nilai.
Kalau kita tidak menjaga dan memelihara (alias kasarnya adalah mengerjakan seoptimal dan seefisien mungkin) tugas kelompok kita, bukankah sama saja dengan kita telah mendzalimi hak2 teman-teman sekelompok kita?

Terkadang saya suka geram ketika masih ada orang yang dengan sengaja bermalasan atau menunda mengerjakan tugas kelompoknya padahal ia sedang berada di waktu senggang, begitu pula dengan yang mengerjakannya dengan asal-asalan. Haloooo, itu hak temen-temenmu ituuu. Kasian bukan teman2mu yang lain yang telah berusaha mengerjakannya dengan sungguh-sungguh ternyata harus mendapatkan nilai yang 'sama' dengan orang-orang yang mengerjakannya dengan asal-asalan, hanya karena yaa.. dia kan sama kelompoknya sama kamu, jadi harus sama.

Kalau menurut saya, ini miris dan tidak adil..

Setiap orang memang memiliki hak untuk merasa tidak suka dengan tugasnya, bosan dengan tugasnya, atau merasa "ah apaan sii tugas kaya begini doang juga, ga penting", dan berbagai macam perasaan menolak lainnya, tapi kali ini itu bukanlah saat yg tepat dan tempat yang tepat. Toleransi, tanggung jawab dan kemampuan meregulasi emosi dibutuhkan disini.
Kasarnya sih ya, kalau mau nilai jelek, ya sendiri aja gausah bawa2 orang lain, kasian.

Yah, siapapun yang merasa pernah didzalimi dalam tugas kelompoknya, semoga kesabaranmu menjadi berkah bagimu. Dan bisa jadi pembelajaran juga bagimu, jangan sampai kamu mendzalimi juga orang lain dalam tugasnya, karena ga enak kan di dzalimi? Semangat selalu, tetap pertahankan kerja baikmu, anggaplah itu sebagai sedekah bagi teman-teman mu yang lain yang dapat menunjang keberhasilan bersama.

Dan bagi siapapun yang masih suka mendzalimi, baik sadar ataupun tidak sadar, banyak2 saja introspeksi dan berusahalah untuk tidak membiasakan sikap ini. apapun itu alasannya. Dan berusahalah untuk tidak melakukannya lagi sering2, yuk coba berpikir melalui sudut pandang yang berbeda. Bayangkan posisimu ada di yang di dzalimi.


Ingat ya, tugas itu amanah, kawan :)



P.S :
Tulisan ini terinspirasi dari hasil ngobrol2 cantik sama sobat SMP saya kemarin, dan juga hasil perenungan dari peristiwa nyata yg saya alami sendiri.


"Buat yang pernah ter atau di dzalimi oleh saya dalam tugasnya, saya minta maaf sebesar2nya. Semoga Allah memberimu yang lebih baik dilain kesempatan dan semoga nilai2mu tetap bagus yaa. Doakan aku agar bisa 'pulih' dari perilaku buruk ini. Adapun buat yang saya merasa terdzalimi olehnya, baik2 ya kamu, jgn gitu lagi ah. Semoga bisa menjaga amanahnya di kesempatan lainnya yaaa" :)




Senin, 11 Maret 2013

SIMBIOSIS

Gak ada orang yang di sebut kaya, kalau gak ada orang yang miskin
Tapi siapa juga yang akan memberimu, miskin, kalau tidak ada si kaya?

Gak ada orang yang di sebut pintar, kalau gak ada orang yang bodoh
Tapi siapa juga yang akan mengajarimu, bodoh, kalau tidak ada si pintar?

Gak ada orang yang di sebut kuat, kalau gak ada orang yang lemah
Tapi siapa juga yang akan melindungimu, lemah, kalau tidak ada si kuat?

Gak ada orang yang di sebut vokal, kalau gak ada orang yang pendiam
Tapi siapa juga yang akan menyampaikan suaramu, pendiam, kalau tidak ada si vokal?

Dan sebagainya...


Hey, kita ini simbiosis mutualisme, Manusia.


Saya berperan untuk kamu, sebagaimana kamu berperan untuk saya.
Kita vice versa.

Lalu kenapa tidak kita saling menghargai saja peran yang kita jalani?
Tak perlulah kau si lebih mengolok-olok yang kurang. Dan si kurang, tak perlu juga kau berusaha menjatuhkan si lebih dan menjadi iri yang tidak rasional.

Beri orang yang kurang apa yang menjadi kelebihanmu, toh tak akan habis kelebihanmu.
Lengkapi kekuranganmu dengan berusaha mendapatkan dari yang berlebih, dengan cara yang pantas, benar, dan juga tahu diri.
Tapi jangan juga lantas keenakan karena ada si lebih, berusahalah untuk menjadi yang lebih juga, bukankah tangan diatas lebih baik dari tangan yang di bawah?


Dan kau si lebih, terkadang harga diri manusia membuat si kurang malu untuk mengatakan kekurangannya, jadi pekalah untuk memberi, dan tak perlu kau umbar-umbar penuh kesombongan pemberianmu itu dan jangan kau persulit, karena bisa menyebabkan agresi pada si kurang.

Ya, kita simbiosis mutualisme, Manusia.
Mutualisme...
bukan parasitisme!

Senin, 31 Desember 2012

2013 ?

Tanggal berapa hari iniiii?
yup, tanggal 1 bulan 1 dan tahuun.... 2013 !!
Byk sekali yg berbeda di New Years Eve sy tahun ini,
ga seperti biasanya yg dilalui dgn kumpul keluarga, malam tadi sy hanya diam di kamar kostan dan berkutat dengan tugas.
Nothing special.. haha
Entahlah, hanya saja euforia untuk "taun baruan" kali ini berasa hambar, sama dengan ketika euforia saya untuk lebaran di tahun lalu (2012), Idul Fitri dan juga Idul Adha.
Why?
I dont know either..

Sedih sebenarnya kalau mengingat ini, terutama untuk adik-adik sy, karena kehilangan euforia itu bukan hanya terjadi pada sy, tapi juga kedua orangtua sy. Beliau-beliau tetap mengupayakan untuk menghadirkan euforia itu mengingat adik-adik sy, tapi tidak se"gereget" taun-taun sebelumnya. Sy hanya berharap semoga adik-adik sy tidak tertular dengan penurunan euforia sy. haha

Yak !
sudah cukup bermelow nya. 
eyyy.. hari pertama di taun baru masa udah melow lagi aja?
Semangat ! :)

yaaa... sebagaimana orang lain, sy pun memiliki resolusi yang ingin dicapai di taun yang baru ini. Namun, kali ini resolusi sy ga bejibun kaya sebelumnya. haha
Resolusiku taun  ini cuma 1, yaitu :
ingin bisa lebih memegang komitmen. Komitmen terhadap segala sesuatu yg pernah, sedang ataupun akan saya azzamkan
Ladies, meski hanya 1, tapi itu maknanya dalem loh, dan mencakup semua harapan saya. hahaha :)
Pengen uas lancar?
Pengen jadi pribadi yang lebih baik?
Pengen bisa lebih produktif di tahun yang baru?
dsb
semuanya bisa masuk di resolusi sy, tergantung apa yg sy azzamkan dalam hati sy (ga akan sy tulis di sini, krn mungkin ada beberapa yg baru akan sy azzamkan di kemudian hari). 
Dan, untuk mewujudkan semuanya itu adalah komitmen. Komitmen dengan apa yg ingin sy capai. Komitmen itu ga gampang, selalu ada pengorbanan untuk setiap komitmen. Entah apa bentuk pengorbanan, namun kedua hal itu mutlak berdampingan. Dengan memegang komitmen, sy juga berharap sy bisa ikhlas dgn pengorbanan2nya, dan insyaAllah lebih mudah dalam mewujudkan azzam saya.  Aamiin..

Tahun 2012 bisa disebut sebagai tahun awal kebangkitan saya.
Setelah sebelumnya jatuh, sejatuh-jatuhnya di tahun 2011, perlahan di 2012 sy mulai bangkit dan kembali mengembangkan diri. 
Sulit? ya, saya akui. 
Berusaha untuk bangkit dan kali ini mencoba membangkitkan juga orang-orang tersayang saya memang tidak mudah.
Kerapkali sy mengobati padahal sebenarnya sy sendiri juga sedang perlu diobati.
Tapi justru dari situlah sy mendapat pembelajaran tentang pendewasaan diri dan kemandirian.
Tentang esensi sy sebagai makhluk yg Allah beri karunia kesempatan untuk hidup, memahami fungsi dan peran yang harus sy jalankan, tak hanya berkutat memikirkan kebaikan diri sendiri.
Intensitas kehadiran para penyokongku (keluarga dan shabat) secara fisik di tahun 2012 mungkin tidak begitu intens di banding tahun2 sebelumnya, namun sy percaya, doa dari mereka bagi sy mengalir lebih deras di tahun 2012, dan keyakinan inilah yang bisa membuat sy lebih kuat untuk recovery dari kejatuhan sy di 2011.

Ya, saya amat sangat bersyukur atas segala sesuatu yang pernah terjadi di tahun 2012.
Segala senangnya, sedihnya, kecewanya, optimisnya, dsb sangat berkesan bagi saya.

di 2012, banyak perubahan positif ataupun negatif dari kedua orang tua sy, namun lebih banyak positifnya, sy lebih merasakan kehangatan dari ke-2 orangtua sy.

di 2012, sy merasa kemampuan softskill sy sangat-sangat di asah, dengan terpilihnya sy sebagai ketua Pemilu Fakultas (sy org ketiga di angkatan yg berksempatan utk ditunjuk sbg ketua kegiatan bahkan sebelum memasuki masa dimana memang angkatan sy yg memegang kepanitiaan), Alhamdulillah.. pengalaman yang sangat berkesan bagi sy, banyak hikmah dan pembelajaran yang sy ambil dari sini. Dan juga kepanitiaan sy yg sngt  bejibun di smstr 3, kewalahan memang, tapi it was fun :D hahaha

di 2012, hmmmm... pasang surut cerita itu pasti ada lah yaaa, hahahaha. cerita merah jambu di masa kuliah juga turut mewarnai tahun ini. Meskipun di tahun ini sepertinya bukan tahun dimana sy mulai menyadari, mengetahui, bertemu, atau entahlah itu dengan orang yang bisa melengkapi sy. ahahahaha *face blushing*
Gapapa.. di 2013 mungkin? who knows :") yang jelas, sy akan tetap mengembangkan diri selama masa menunggu ini, dan tetap menjaga hati. hahaha. Dear, im gonna be your gorgeous woman, so please be my gorgeous man too okay? hahaha. 

di 2012 juga, sy dan teman2 seperjuangan, satu visi dan juga misi mulai membentuk suatu gerakan SUPERB MOTHER. gerakan yang cool abis tau, parah lah, kece badai cetar membahana. hahahaha. semoga bisa berkembang di tahun-tahun berikutnya. Aamiin

di 2012, terbukti kabar itu HOAX. ga kiamat heeeeeey 2012, haha. (kiamat sughra sih selalu ada tiap harinya juga)
dan sebagainya.

yang jelas, 2012, ya u so cool hah? :))

Perjalanan masih panjang. Tapi mudah-mudahan 2013 bisa jadi tahun yang lebih cool, lebih awesome, lebih amazing, dan sy serta orang-orang disekitar sy nya juga bisa lebih cool, lebih awesome, dan lebih amazing untuk bisa menyongsong tahun-tahun berikutnya, jika masih berkesempatan. Aamiin  yaa Rabbalalamiin

Happy new year, Ladies. Bismillah... :*

Selasa, 16 Oktober 2012

Saya... galak ? :'(



Sekedar menulis hasil perenungan saya, setelah akhir-akhir ini (ga akhir2 juga sih, dari dulu jg ada yg ngomong. haha) ada yang bilang kalau saya ini galak dan judes.

Ya, you know lah yaaa galak, it usually has a negative meaning, especially in my country.
Makanya sebenarnya sy rada gimanaaa gitu juga kalau sy di sebut galak, judes, tegas, dll, terlebih karena sy seorang wanita yang notabene haruslah lemah lembut, halus, dll. haha
Tapi ketika saya merenung,
saya tidak memungkiri kegalakan dan kejudesan saya.


Ya, saya memang tegas
Karena saya tidak suka menye-menye, dan juga saya tidak suka sesuatu atau seseorang yang melakukan sesuatu dengan serba lamban. Sebel saya di bilang cewe lemah atau ga bisa apa-apa (ini yang jadi motivasi saya buat jadi cewe serba bisa. haha)
saya tidak suka orang yang manja, walaupun tidak saya pungkiri saya mempunyai keinginan tersendiri untuk sesekali dapat bermanja-manja dengan orangtua, adik, ataupun sahabat-sahabat saya

Ya, saya memang judes
terutama ke lawan jenis. hahaha
karena pertama, ini senjata saya biar ga sembarangan orang ganggu saya.
Hey, saya anak sulung, cewe satu-satunya, papa saya juga ga mungkin kan tiap waktu bisa jadi benteng untuk menjaga saya? Makanya saya membentengi diri saya dengan kejudesan ini, yaaa minimal kan pada takut gitu buat sembarangan deketin dan gangguin saya. haha
yang kedua, saya biasanya kumat judesnya ketika ada hal atau orang yang udah bikin saya kesel dan geregetan, grrrrr... lama bet siiiiih, wasting time -_-

Ya, saya memang galak
hmm.. kedua sifat yang saya bahas sebelumnya mungkin yang menjadi indikator orang-orang menyebut saya galak

Ketiga sifat itu : tegas, judes, galak
mungkin yang menjadikan diri saya terlihat menjadi terlalu dominan di mata orang-orang, terutama di saat kuliah ini, padahal percaya deh, dulu ketiga sifat itu ga separah sekarang. haha

Saya yang merupakan anak pertama yang mempunyai 3 adik yang masih kecil-kecil dan umurnya terpaut cukup jauh dengan saya mungkin merupakan salah satu faktor penyebab ketiga sifat ini.
Perceraian orang tua saya pun saya akui membuat ketiga sifat ini semakin menjadi, posisi saya sebagai satu-satunya anak yang menjadi tameng penghubung kedua orang tua dan adik-adik saya cukup membuat saya menjadi seseorang yang tegas dan galak. Saya ga cuma galak sama temen-temen, sama adikpun saya terkadang kumat galaknya. Saya gamau ngeliat mereka berleha-leha, saya gamau adik-adik saya susah di masa yang akan datang, dan saya gamau ngeliat mata keluarga saya, terutama kedua orang tua saya memancarkan keletihan dan kesesakan yang mendalam akibat masalah yang akan datang jika terus-terus bermanja diri dan berleha-leha. Sungguh, keluarga saya adalah sumber kekuatan sekaligus titik kelemahan bagi diri saya.

Terkadang saya sedih jika orang-orang hanya melihat kegalakan saya tanpa melihat niat dan tujuan saya dibaliknya.

"Saya ingin kamu sukses. Saya ingin nilai kuliah kita bagus. Saya ingin melihat kamu tidak direndahkan orang lain. Saya ingin melihat kamu menjadi sosok tangguh. Saya yakin kamu mampu, tapi kenapa kamu diam saja. Hey, WAKE UP !! " 

itu mungkin jeritan hati saya ketika saya berubah menjadi sosok seorang asysyifa nurul utami yang galak dan tegas.
Sungguh, tidak ada niat buruk di balik kegalakan saya.
Saya sayaaaaaaaaaang sama kaliaaaaaaaaaan T.T
Ga mungkin juga kan saya marah-marah dan judes karena alesan yang ga jelas. Cape tau marah-marah teh, bikin ga enak hati, dan bikin muka ga berseri-seri juga. hahahaha

Saya bisa menjadi sosok yang paling judes, sekaligus paling cheerful jika keadaan sekitar saya nyaman
Saya adalah sosok yang sangat tegas, namun juga saya bisa menjadi orang yang sangat peramah
Saya memang galak, tapi percaya ga percaya saya juga bisa bersifat sangat keibuan yang sangat lemah lembut, penuh kasih sayang, dan sebagainya

Menjadi seorang wanita yang anggun, shalehah, lemah lembut, halus, keibuan, penuh kasih-sayang, legowo, sabar, tentu adalah cita-cita saya. Pasti itu hukumnya! hahaha
serius, saya sangat ingin menjadi sosok seperti itu.
Masih ingat kan passion saya? "Menjadi Wanita Seutuhnya"
mana mungkin saya tidak mau punya sifat-sifat lembut wanita itu.

Percaya deh, saya pengen ko ga banyak marah-marah lagi, saya juga pengen banget banget orang-orang bisa ngeliat sosok wanita seutuhnya dalam diri saya tanpa ada embel-embel galak atau judes yang menyertainya. Makanya saya juga minta bantuan kepada semuanya, orangtua, keluarga, sahabat, dan teman-teman saya tercinta untuk senantiasa mengingatkan saya dan membantu saya untuk bisa meminimalisir kegalakan dan kejudesan saya, karena sudah barang tentu tidak semua hal harus disikapi dengan kegalakan ataupun kejudesan kan. haha
Saya juga insyaAllah terus melakukan introspeksi diri terhadap apa yang sudah terjadi...
(Setelah marah atau judesnya kumat, saya bisa merenungi hal itu sampe seharian loh, baru tau kan? hahaha)

Haaaaaah, ini mungkin unek-unek saya.
Bukannya ngerjain tugas malah nulis beginian. hahaha

Makasih yaaa semuanyaaaaa yang sudah, sedang atau akan menjadi bagian dari hidup saya.
Saya sangat mensyukuri keberadaan kalian :*

Semangat menjadi wanita seutuhnya! Bismillah >,<9
*dibantu yaaaa hahaha

Sabtu, 22 September 2012

Beri Judul Ketika Sudah Membaca :)


Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran…

“Ayah, ayah” kata sang anak

 “Ada apa?” tanya sang ayah

“aku capeksangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…


aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja!

aku capek, sangat capek …


aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…

aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..”

sang anak mulai menangis…

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata

” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”,
 lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang. 


Lalu sang anak pun mulai mengeluh
” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah”

sang ayah hanya diam.

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…


“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!”


sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.

” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”

” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”

” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”

” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”


” Nah, akhirnya kau mengerti”

” Mengerti apa? aku tidak mengerti”

” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi…

bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga…
dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangat indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat?
kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”


” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar 

” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat …
begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku…
ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri
maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri
seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya…
maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang…
maka kau tau akhirnya kan?”

” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”


Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.


source : Note Syifa Nurul Fauziah (diambil dari http://www.resensi.net/setiap-kemenangan-butuh-kesabaran/2010/08/31/#more-799)