saya membuka si buku wajah, dan entah kenapa langsung timbul keinginan untuk mengkepo seseorang yang namanya muncul di timeline
seseorang yang menurut orang-orang sekitarnya di anggap sebagai orang yang tenang dan sangat bijak
oke, ternyata dia punya blog
aku baca deh itu blog nya
wow, isinya simple, tapi jujur, ngena, dan ga macem2
sangat apa adanya
Apa Adanya.
2 kata yang begitu mendengarnya langsung menimbulkan kesan yang tenang, pasrah tapi bukan pasrah juga sih, down to earth, dan sebagainya
yang.... entahlah, susah untuk mendeskripsikannya
orang-orang terkadang takut untuk menjadi apa adanya
entah itu karena takut menjadi berbeda dengan skitarnya
takut untuk menerima kritikan dan cercaan karena perbedaannya
ataupun justru ada yang takut akan perselisihan yang akan timbul jika mengekspresikan perbedaannya itu
dan jujur saya akui, saya masih termasuk salah satu dari orang-orang itu
saya takut untuk di cerca
saya takut dipandang aneh
saya sebisa mungkin selalu menghindari terjadinya konflik
orang yang manggut-manggut padahal hati berontak
orang yang berkata "iya" begitu saja
orang yang sebisa mungkin tidak menyuarakan ketidaksamaannya dengan lingkungan
...
well, dari sudut pandang saya
cara saya yang menjadi follower itu mungkin apa adanya saya
suatu cara yang menjadi refleksi atas kepribadian saya yang tidak terlalu menyukai adanya konflik
cara itu mungkin dianggap lemah bagi sebagian orang
tapi tidak menurut saya,
jika semua orang menjadi seorang yang vokal menyuarakan perbedaannya,
lantas siapa yang akan mndengarkan?
Tapi hal ini tidak lantas menutup kemungkinan saya untuk turut bersuara jika memang benar-benar diperlukan
apa adanya bukan berarti menutup telinga atas pendapat dari luar
dan menjadikan kata2 "yah, inilah apa adanya saya. maaf jika tidak berkenan" menjadi sebuah tameng
menurut saya, hal itu merupakan sebuah hal yang kurang sejalan dengan peran manusia sebagai makhluk sosial
jika terus berperilaku sesuai keinginan sendiri, dapatkah kita bertahan?
lantas apa peran orang lain di mata kita?
hanya sebagai penghias di panggung hidup yang dirasa hanya milik sendiri?
tidak... tidak harus seperti itu
Lantas,
Apa dan bagaimanakah apa adanya itu?
...
jawabannya kembali lagi ke diri masing-masing
bagaimana cara individu mempersepsikan apa adanya dengan berkaca dari kepribadiannya
karena menurut saya tak ada jawaban pasti akan yang dimaksud dengan menjadi apa adanya
satu yang ingin saya tekankan,
menjadi apa adanya tidak berarti harus selalu menjadi yang berbeda
dan berbeda itu belum tentu apa adanya
tapi tentu janganlah lupakan bahwa kita memang dilahirkan tidak ada yang sama
hanya bagaimana sekarang cara menyikapi perbedaan yang telah ada itu dengan sebijaksana mungkin
bukan kata jadilah diri sendiri yang menjadi pusat perhatian
tapi bagaimana cara kita ikhlas menerima diri kita dengan segala kekurangan dan kelebihannya
dan tidak lantas berpasrah begitu saja dengan kekurangan itu, melainkan selalu berusaha untuk dapat menjadi diri yang lebih baik itulah kunci apa adanya menurut saya
bingung ya?
sama saya juga. hahahahaha
...